Pendeng

Sehingga selalu Tuhan berposisi seperti hantu. Jadi kita tidak tahu persis. Kita berdebat, kita marah, kita kecewa pada Tuhan. Bertengkar dengan teman-teman tentang kehendaknya dan lain sebagainya. Karena sesungguhnya pembelajaran mengenai Tuhan hampir tidak ada. Sehingga Tuhan berposisi benar-benar, tergantung kepada terbatasnya pandangan manusia tentang Tuhan.
Sehingga Tuhan sendiri tidak pernah hadir, maka Tuhan seperti hantu. Sehingga ada penyair tahun 70an menulis puisi sederhana, cuman urutan suku kata Hantu..Tuhan…Hantu…Tuhan. Jadi bisa dibaca Tuhan dan bisa dibaca Hantu. Jadi pilihan kita sebenarnya sederhana. Kita buang saja Tuhan sama sekali daripada merepotkan atau kita mencoba mendekatinya, mencoba mengapresiasinya, untuk mencoba mempelajarinya sampai batas dimana kita diijinkan kemampuan kita untuk mempelajarinya. – By MH AINUN NAJIB (DISIARKAN DI DELTA FM BANDUNG)
0 comments:
Post a Comment